Di dunia investasi, saham dan obligasi adalah dua instrumen yang paling umum. Keduanya adalah bentuk investasi yang berbeda dan memiliki karakteristik yang unik. Saat seseorang ingin berinvestasi di pasar modal, sangat penting untuk memahami perbedaan antara saham dan obligasi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara saham dan obligasi, dan karakteristik unik yang dimilikinya. Kita akan membahas tentang risiko, pengembalian, kewajiban, dan sifat investasi dalam saham dan obligasi.
Pengertian Saham
Saham adalah salah satu bentuk investasi di pasar modal yang menggambarkan kepemilikan atau bagian kepemilikan seseorang/perusahaan atas suatu perusahaan publik. Ketika seseorang membeli saham, dia secara efektif membeli bagian kecil dari perusahaan yang dapat memberikan keuntungan jika harga sahamnya naik dan rugi jika harga saham turun.
Selain dari faktor kenaikan harga, saham juga dapat memberikan keuntungan dalam bentuk dividen, yaitu pembayaran uang kepada pemegang saham sebagai bagian dari keuntungan perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan yang menjual saham memperoleh modal dari investor yang membeli saham, dan investor memperoleh potensi keuntungan dari kenaikan harga saham dan dividen yang dibayarkan oleh perusahaan.
Saham dapat diperdagangkan di bursa efek, seperti Bursa Efek Indonesia (BEI), dan pergerakan harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi pasar, kinerja perusahaan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
Pengertian Obligasi
Obligasi adalah salah satu instrumen investasi di pasar modal yang merupakan surat utang atau tanda bukti hutang dari suatu perusahaan atau pemerintah kepada investor.
Ketika seseorang membeli obligasi, ia secara efektif memberikan pinjaman uang kepada perusahaan atau pemerintah, dan perusahaan atau pemerintah tersebut akan membayar bunga atau imbal hasil kepada investor untuk setiap jangka waktu tertentu.
Obligasi dapat diperdagangkan di pasar modal dan memiliki nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam obligasi saat diterbitkan. Nilai nominal tersebut akan dibayar kembali kepada investor pada saat jatuh tempo, yaitu saat masa berlaku obligasi berakhir. Biasanya, masa jatuh tempo obligasi berada dalam jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan deposito.
Obligasi juga memiliki peringkat kredit yang menunjukkan tingkat risiko investasi. Peringkat kredit ini diberikan oleh lembaga rating independen seperti Standard & Poor’s, Moody’s, dan Fitch. Semakin tinggi peringkat kreditnya, semakin rendah risiko investasi, dan semakin rendah bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan atau pemerintah kepada investor.
Sebaliknya, semakin rendah peringkat kreditnya, semakin tinggi risiko investasi, dan semakin tinggi bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan atau pemerintah kepada investor.
Perbedaan antara saham dan obligasi
Saham adalah bagian kepemilikan dari suatu perusahaan, sementara obligasi adalah hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut ini adalah perbedaan antara saham dan obligasi:
1. Hak kepemilikan
Saham memberikan hak kepemilikan kepada investor di perusahaan. Pemegang saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham, dan memilih para direksi perusahaan. Mereka juga berhak mendapatkan dividen dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Mulai investasi saham dengan Aplikasi Saham untuk Pemula – Ajaib Investasi Saham, dan dapatkan hadiah saham hingga Rp50 juta dengan Kode Ajaib asye6gyr!
Di sisi lain, obligasi memberikan hak atas pembayaran bunga yang telah ditentukan pada saat obligasi diterbitkan. Namun, pemegang obligasi tidak memiliki hak kepemilikan dalam perusahaan.
2. Risiko
Investasi saham umumnya dianggap lebih berisiko daripada investasi obligasi. Harga saham sangat fluktuatif dan bisa naik atau turun secara dramatis dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sedangkan, obligasi cenderung lebih stabil karena investor akan menerima pembayaran bunga dan kembali pokok yang telah ditentukan pada saat obligasi jatuh tempo.
Risiko terbesar bagi pemegang obligasi adalah risiko kredit, yaitu risiko bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi gagal membayar kembali hutangnya. Tentu, dari segi risiko perbedaan antara saham dan obligasi hampir sama-sama mengalami kerugian, tetapi obligasi berisiko lebih rendah dibandingkan saham.
3. Pengembalian
Saham cenderung memberikan pengembalian yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang panjang dibandingkan dengan obligasi. Namun, pengembalian saham lebih tidak pasti daripada pengembalian obligasi.
Pemegang saham akan memperoleh keuntungan jika harga saham naik atau jika perusahaan membayar dividen. Di sisi lain, pemegang obligasi akan menerima pengembalian yang telah ditentukan pada saat obligasi diterbitkan. Kelebihannya, pengembalian obligasi lebih stabil dan pasti daripada pengembalian saham.
4. Kewajiban
Pemegang saham tidak memiliki kewajiban untuk membayar kembali uang yang mereka investasikan di perusahaan. Namun, jika perusahaan mengalami kerugian, nilai saham bisa turun dan investor bisa kehilangan uang mereka.
Baca juga: Perbedaan Trading dan Investasi pada Saham!
Di sisi lain, perusahaan yang menerbitkan obligasi memiliki kewajiban untuk membayar kembali hutang yang mereka miliki kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. Jika perusahaan gagal membayar kembali hutangnya, maka perusahaan sudah dipastikan mengalami kebangkrutan.
5. Sifat investasi
Saham umumnya dianggap sebagai investasi jangka panjang, sementara obligasi cenderung menjadi investasi jangka pendek. Hal ini karena saham cenderung lebih fluktuatif dan memberikan pengembalian yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang panjang.
Sementara itu, obligasi lebih cocok untuk investor yang mencari pengembalian yang stabil dan memiliki toleransi risiko yang rendah. Obligasi sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada saham, karena risiko kerugian yang lebih rendah dan pembayaran bunga yang pasti.
Kesimpulan
Dalam investasi, penting untuk memahami perbedaan antara saham dan obligasi. Saham memberikan hak kepemilikan dalam perusahaan dan umumnya dianggap lebih berisiko, namun memberikan pengembalian yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang panjang.
Di sisi lain, obligasi memberikan hak atas pembayaran bunga dan umumnya dianggap lebih stabil dan cocok untuk investor yang mencari pengembalian yang pasti dan memiliki toleransi risiko yang rendah.
Bagi investor, penting untuk mempertimbangkan perbedaan antara saham dan obligasi, tujuan investasi dan profil risiko mereka sebelum memutuskan berinvestasi dalam saham atau obligasi. Investasi yang baik adalah investasi yang cocok dengan profil risiko investor dalam mencapai tujuan investasi.