ChatGPT – Chatbot kecerdasan buatan yang dapat berinteraksi dengan cara percakapan. Sebuah format dialog yang memungkinkan untuk menjawab pertanyaan tindak lanjut, mengakui kesalahannya, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan yang tidak pantas.
Ini merupakan gebrakan yang mengerikan dan berbahaya seperti yang dikatakan oleh pemimpin Tesla, Elon Musk, pada cuitan akun twitternya.
“Kemudahan menghancurkan Pekerjaan” mungkin menjadi kata yang tepat pada kasus ini. Pasalnya, sebuah teknologi chatting bisa berbuat lebih jauh untuk penggunanya serta menyelesaikan masalah dalam bentuk data dan informasi.
Mengenal ChatGPT
ChatGPT adalah robot AI (artificial intelligence (kecerdasan buatan)) yang dibuat oleh OpenAI, lembaga riset yang terletak di San Fransisco.
Tujuannya adalah untuk mambantu produktivitas dan memudahkan manusia dalam menyelesaikan masalah dengan konteks data dan informasi melalui percakapan.
Perihal menarik dari chatbot ini itu seperti bisa berbicara dengan penggunanya secara langsung. Kesan bahasa yang ditampilkan sangat mudah dibaca tetapi mengerikan jika jawabannya menjadi bias.
Dari pengembangannya, kecerdasan buatan ini melebihi ekspektasi chatbot kebanyakan. Mereka bisa menjawab dengan benar dengan tata bahasa yang mengagumkan.
Dampak Buruk ChatGPT
Dengan adanya ChatGPT, suatu pekerjaan yang berhubungan dengan data dan informasi bisa saja terkena disrupsi serta menghilang dari keberadaan. Ini juga yang dikhawatirkan oleh content writer, kemungkinkan besar mereka akan tergeser dan lebih memilih untuk menggunakannya karena tidak mampu bersaing.
Tidak hanya itu saja, proses belajar dan mengajar mungkin juga terkena dampaknya atas penggunan chatbot ini. Mereka akan mendapat ketergantungan pada alat tanpa memperdulikan kualitas diri seseorang meskipun beberapa kata kunci telah dibatasi oleh OpenAI.